Diantara kenang-kenangan yang terukir adalah kenang-kenangan dalam menjalani bulan puasa atau bulan Ramadhan.
Banyak sekali kenang-kenangan bulan Ramadahan masa kecilku. Salah satunya adalah yang satu ini :
Setiap mau pergi teraweh, ibu selalu menitip uang lima puluh atau seratus rupiah untuk dimasukkan ke kotak amal.
Hingga suatu malam, tidak seperti biasanya ibu menitipkan uang yang cukup besar, seribu rupiah. Katanya itu selain uang infak dari ibu, ada juga uang titipan infak dari paman-pamanku.
Dan tidak seperti biasanya pula, kali itu fikiranku jadi ngelantur gara-gara memegang uang sedemikian besarnya.
Usai sholat isya, aku dan teman-teman merasa malas ikut sholat teraweh. Maklum, karena mushola kami memakai mahzab teraweh plus witir 23 rakaat non stop, tentu saja sangat melelahkan bagi kami yang masih kecil.
Aku dan teman-temanpun bermain-main didepan mushola. Saat itulah lewat mas Legi, tukang bakso langgananku.
Tanpa fikir panjang akupun memesan bakso dan karena lagi banyak uang, mentraktir teman-teman yang lain.
Rupanya Allah SWT hendak memberi pelajaran keras kepadaku tentang pentingnya menunaikan amanah.
Pas waktu sahur, aku diserang sakit perut dan membuatku bolak-balik ke WC. Akibatnya besoknya aku libur sekolah dan libur puasa !.
Belakangan aku tahu bahwa semua teman yang aku traktir bakso, juga mengalami hal yang sama denganku, menderita sakit perut !.
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar
Maaf, Hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link iklan ilegal akan kami hapus. Terima kasih. (Admin)