Menuju Kepada Allah Dengan Haq

jalan allah
Ketika semua makhluk belum ada, bumi dan langit belum diciptakan, surga dan neraka belum ada. Kondisi itu oleh kalangan para ahli Tasawwuf di dikenal dengan sebutan "Alam Sunyi".

Pada keadaan  Alam Sunyi tersebutlah Dzat berdiri  dengan nur-Nya dan dengan Nur-Nya itu Dzat berdiri dengan sendirinya, tanpa sebab yang menyebabkannya.

Tahap selanjutnya dari Nur-Nya timbullah sifat Wujud dari Dzat yang berarti Ada, Dan mulai saat itu Dzat tersebut menjadi ada dengan sifat Wujudnya atau Adanya Dzat tersebut dengan sifat Wujud-Nya tersebut. Sehingga tanpa sifat wujud itu, Dzat hanyalah Dzat semata-mata karena belum ada sifat yang menyebabkan adanya.

Dengan telah adanya sifat Wujud yang berarti Ada, Ada-Nya Dzat itu dimulai dengan terpancarnya Nur dari Dzat, sehingga Nur  yang terpancar dari Dzat adalah sesuatu yang membuktikan Adanya Dzat. Tanpa Nur yang memancar dari Dzat, sifat Wujud dari Dzat tidak boleh dibuktikan.

Ini merupakan pemahaman yang sangat penting, karena sebagai makhluk, kita tidak diberi hak atau kita tidak diberi kuasa ilmu untuk membicarakan tentang Dzat Tuhan. Sebagai makhluk, kita hanya diberi wewenang sebatas kajian tentang Perbuatan Tuhan (Dzat) saja. yaitu sesuatu yang sudah diciptakan dan atau dilahirkan oleh Tuhan (Dzat) atau sesuatu yang sudah ada dan diadakan, sehingga apabila sesuatu itu telah ada, kita boleh dan diberi hak untuk melakukan kajian dan pembahasan sesuai dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

Kembali kepada pancaran Nur yang menjadi bukti dari Adanya Dzat yang sebelumnya Dzat berdiri sendiri dengan Nur-Nya, maka selanjutnya Nur tersebutlah yang melahirkan sifat-sifat dari Dzat secara keseluruhan.

Nur yang memancar dari Dzat itulah yang kemudian difahami sebagai Nur Muhammad (Ahmadun).


يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ


"Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu Cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan". (QS: Al Maidah: 15)

Cahaya disini maksudnya adalah Nabi Muhammad Saw dan Kitab maksudnya, Al-Quran Qodhim.

Sahabat Jabir ibn `Abd Allah r.a. berkata kepada Rasullullah Saw :

"Wahai Rasullullah, biarkan kedua ibu bapakku dikorbankan untukmu, kabarkan perkara yang pertama Allah jadikan sebelum semua benda." Baginda bersabda : "Wahai Jabir, perkara yang pertama yang Allah jadikan adalah cahaya Rasulmu dari cahaya-Nya, dan cahaya itu tetap seperti itu di dalam kekuasaan-Nya selama kehendak-Nya, dan tiada apapun pada masa itu"(HR: al-Tilimsani, Qastallani, Zarqani) `Abd al-Haqq al-Dihlawi mengatakan bahwa hadist ini sahih).

Kemudian dari Nur Muhammad (Ahmadun) terciptalah Lauh, Arasy , Qalam. Qalam kemudian diperintah untuk menulis kalimat "la ilaha illa’Allah Muhammadun Rasulullah". Selanjutnya Qalam melanjutkan penulisan perkara penciptaan seperti bumi dan langit, surga dan neraka, malaikat dan iblis serta semua makhluk lainnya termasuk manusia dan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul serta umatnya yang tunduk dan umat yang durhaka sampai hari kiamat kelak yang kemudian dikenal dengan Qadha dan Qadar serta dari Nur Muhammad itu jugalah kemudian tercipta Adam AS.

"Bila Tuhan menjadikan Adam, Dia menurunkan aku dalam dirinya (Adam). Dia meletakkan aku dalam Nuh semasa di dalam bahtera dan mencampakkan aku ke dalam api dalam diri Ibrahim. Kemudian meletakkan aku dalam diri yang mulia-mulia dan memasukkan aku ke dalam rahim yang suci sehingga Dia mengeluarkan aku dari kedua ibu-bapakku. Tiada pun dari mereka yang terkeluar"(HR  : Hakim, Ibn Abi `Umar al-`Adani)

Dari penuturan yang singkat di atas, dapat kita membuat suatu kesimpulan dengan pemahaman bahwa, sebelum Allah di sebut Tuhan, maka yang ada pada saat itu hanyalah Dzat semata-mata yang terdiri dengan sendirinya, dengan Nur-Nya dan  Allah baru menyatakan dirinya sebagai Tuhan setelah Allah melahirkan sifat-sifatnya melalui Nur-Nya tersebut. Nur Allah itu kemudian dinyatakan sebagai Nur Muhammad, sehingga melalui Nur Muhammad tersebutlah Allah melahirkan sifat-sifat ketuhanan pada makhluk-makhluk-Nya.

Selanjutnya melalui risalah yang singkat ini, dapatlah kiranya dipahami sedikit lebih tentang tentang konsep pemahaman yang menyatakan bahwa "Dzat pada Allah, sifat pada Muhammad, rupa pada Adam dan rahasia pada diri kita".

Sebagai catatan dari risalah ini perlu disampikan bahwa kalimat "Dzat berdiri dengan Nur-Nya", bukan difahami dengan konsep "Dzat" dan "Nur" yang terpisah. Pemisahan dilakukan hanyalah semata-mata untuk membangun pengertian dan pemahaman tentang kelahiran sifat dari Dzat.

Terakhir, penulis berharap semoga kajian ini boleh menambah konsep pemahaman kita dan sebagai tambahan bahan dalam diskusi pada majelis masing-masing.

Allah Swt adalah wajibul-wujud bagi Dzat-Nya, dan sifat wujud Allah Swt. adalah wajib dan lazim dalam Dzat-Nya. Oleh karena itu wujud Dzat Allah tidak boleh terhalang oleh tidak ada. Allah wujud karena Dzat-Nya dan bukan karena yang lain.

Wajibul-wujud Allah adalah wajibul-wujud bagi Dzat-Nya yang tidak membutuhkan sesuatu pun selain Allah. Sebaliknya, wujudnya sesuatu selain Allah membutuhkan kepada wujud Dzat Allah. Dengan demikian, Dzat Allah adalah Esa, dan tidak ada yang menyerupainya.

Allah adalah Dzat yang bersifat Wujud yang berarti ada. Allah ada dengan sendirinya. Tidak disebabkan oleh sesuatu sebab dan tidak diakibatkan oleh suatu akibat. Dialah Tuhan yang awal dan yang akhir dan daripada-Nya tersebab adanya segala sesuatu. Sehingga dengan tersebab karena Allah adanya segala sesuatu itu, maka tidak ada segala sesuatu itu yang tidak berasal dari pada Allah. Dan tidak ada segala sesuatu itu melainkan hanya Allah yang wajib Wujud saja.

Wujud adalah sifat yang utama yang dilahir dari Dzat sebagai bukti keber-Ada-an-Nya. Dari sifat Wujud tersebutlah dilahirkan sekalian sifat yang dikandung oleh Sifat Dzat, karena mustahil Dzat itu mempunyai sifat Kuasa dan atau Maha Kuasa apabila Dzat itu tidak bersifat Wujud. Sehingga ketika lenyap sifat Wujud tersebut pada diri makhluk karena hanya Allah saja yang wajib Wujud, maka lenyap pulalah seluruh sifat yang diakibatkan oleh sifat Wujud tersebut pada diri makhluk. Yang tinggal hanyalah Sifat Zat semata-mata, yaitu Allah.

Dengan memahami terminologi bahasa bahwa, sifat adalah sesuatu yang menjadi pertanda dari keberadaan suatu zat, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan suatu zat dapat dirasakan dengan merasakan keberadaan sifatnya, Dimana ada zat, maka disanalah juga berada sifatnya. Panas di utara apabila apinya ada di selatan. Apabila panasnya terasa di utara, maka apinya pasti ada di utara , Dimana ada Sifat disitulah Zat berada.Tidak mungkin kita merasakan juga.


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat". (QS. Al Baqarah: 186).


وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ


"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya", (QS.Qaaf: 16 )

Mungkin hanya sampai disini penulis bisa menjelaskan tentang Hakikat Tuhan , dalam Kajian Hakikat Tauhid ini, karena apabila tanpa didasari dengan kekuatan ibadah lahir dan ibadah batin yang sempurna, maka pemahaman ini justru bisa dimanfaatkan oleh iblis untuk menyesatkan aqidah, sebagaimana yang telah terjadi pada faham Wahdatul Wujud yang memahami bahwa Makhluk bisa bersatu dengan Tuhannya.

123

fotoKhairul Azzam Elmaliky.Gz (30) lahir di sebuah desa bernama Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur. Pernah menyantri di Pesantren As-Salafiyyah Riyadlus Sholihin, Ketapang Kota Probolinggo-Jawa Timur. Kini ia fokus menyusun skenario untuk FTv bertema religius untuk PH Sinema Art Azzam adalah kontributor tetap untuk blog ini. Khairul Azaam dapat dihubungi via emai di bahteraschoolwritting@yahoo.co.id, serta akun Facebooknya : disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar