Setiap manusia yang lahir ke dunia adalah mahluk pilihan, Tidak percaya?. Ini buktinya!.
Didalam rahim seorang ibu, dari jutaan sel telur yang berkumpul lalu hanya ada satu saja yang akan lolos dan bisa dibuahi, yaitu adalah anda.
Lalu anda tahu kenapa anda yang dipilih dari jutaan calon anak yang lain?. karena anda adalah spesial dan anda adalah orang yang Allah swt pilih untuk hadir ke dunia ini dengan maksud dan tujuan mulia. Anda adalah janin yang dipilih Oleh Allah dan anda adalah pemenangnya yang layak hadir di muka bumi ini.
Tapi hingga hari ini, sudah mengertikah anda dengan tujuan hidup anda?. Sudah tahukah apa alasan anda dipilih lalu dilahirkan dengan selamat dan tanpa cacar, untuk apa dan dalam rangka apa?. Mungkin ada banyak yang belum kita mengerti, tetapi kini sudah saatnya anda bangun dari mimpi dan mencari tahu semua alasan tersebut. Ada tanggung jawab moral didalamnya dan sudah waktunya anda menyadari hal itu.
Setiap manusia pasti pernah berupaya mencari tahu berbagai pertanyaan dasar untuk mengetahui lebih dalam dan lebih banyak lagi pengetahuan dan pemahaman tentang identitas diri. Hal ini adalah wajar karena manusia memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang apapun yang berkaitan dengan dirinya. Dan dari keingintahuan yang besar ini juga terdapat rahmat Allah, dimana ini adalah satu bagian instrument pemahaman dasar yang dibekali Tuhan kepada ciptaan-Nya agar manusia bukan hanya bisa mengenal dirinya namun juga bisa mengenal Tuhan-Nya dan mahluk ciptaan lainnya.
Lalu hingga saat ini sudahkah anda mengenal diri anda? Atau apakah juga kita sudah mengenal dzat yang menciptakan kita?. Tentunya kita masih amat asing bahkan dengan diri kita sendiri, maka dengan ini semoga kita bisa diberi pemahaman, walau hanya sedikit tapi semoga saja bermanfaat.
Bagaimana manusia bisa mengenal pencipta-Nya jika ia sendiri tidak mengenal dirinya secara utuh. Sebuah ilmu dibutuhkan untuk mencapai pengetahuan sejati sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya. Ilmu itu diberi nama ilmu tarekat, yaitu imu pengenalan diri. Ilmu yang digunakan untuk memahami identitas diri. Berikut definisi masing-masing unsur pada manusia:
Dan Alquran sudah meng-isyaratkan bahwa unsur kejadian manusia terdiri atas tiga, yaitu unsur badan atau jasad (jasad), unsur Jiwa (nafs), dan unsur roh (ruh). Berikut tahapan pembentukan diri manusia menurut firman dan hadist.
Sebagai tahap awal, Allah mengambil sumpah kepada "jiwa" yang masih berada di alam ghaib. Para jiwa ini belum dipasangkan ke dalam jasad, karenanya ia masih bebas beterbangan dan menunggu dipanggil untuk melaksanakan tugas. Allah berfirman dalam surah (Al Araaf:172) yang berbunyi:
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Kondisi jiwa yang sudah disumpah ini mengakui Allah sebagai dzat yang menciptakannya, dan jiwa juga mau menjadi saksi atas segala perbuatan jasad selama di dunia pada hari akhir nanti. Setelah proses pengambilan sumpah, tahap berikutnya adalah Allah menjelaskan tentang tugas pokok dalam kehidupan di dunia kelak, bahwa ia akan mengembang dua tugas pokok yang mencakup jalan ketaqwaan dan jalan kefasikan.
Selanjutnya dalam Surah Asy-Syams (91:7-10) Allah berfirman:
"Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".
Ini menunjukkan bahwa sebelum jasad manusia di susun, Allah terlebih dahulu mempersiapkan unsur pokok yang paling utama bagi sosok manusia yaitu "Jiwa" yang sudah dibekali pemahaman hakikat ketuhanan dan keilmuan. Jiwa yang telah mengaku dan mengenal arti keesaan, keagungan dan kebesaran Allah s.w.t dengan sepenuh‐penuh Haqqul Yaqin.
Disamping itu juga sudah mengerti fungsi dan tugas keruhaniahan ia juga memiliki kemampuan pemahaman yang mendalam tentang ilmu allah yang luas, yaitu jiwa/nafs ini bertugas untuk memberikan pemahaman memilih jalan yang akan ditempuh, apakah jalan itu menuju ketaqwaan atau menuju jalan kefasikan.
Dan jika manusia memiih pada jalan ketaqwaan, maka ia akan termasuk dalam golongan manusia beruntung, jika sebaliknya maka ia akan menjadi manusia yang rugi. Karena setiap jiwa sudah dibekali pemahaman dan kesadaran yang pada setiap hal yang dilakukannya. Sebagaimana firman allah dalam Surat at-Takwir ayat 14 berikut ini:
"Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yag telah dikerjakannya".
Dan setiap jiwa juga sudah dilengkapi dengan system kesadaran atas apa-apa yang dikerjakannya, apa yang dilalaikannya, dan apa yang di pilihnya. Sebuah keyakinan yang melekat pada jiwa ini adalah bahwa jiwa ini bersifat hidup dan mampu membuat keputusan sendiri, dan penuh kesadaran diri.
Juga dalam surat Al-Infithar ayat 5:
"Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."
Sampai disini maka selesailah tahap pembentukan unsure Jiwa untuk kemudian dipasangkan pada wujud jasad manusia. Unsure jiwa ini kini sudah memenuhi syarat untuk mengemban tugas kehidupan manusia.
Tahap kedua adalah proses penyusunan jasad manusia. Unsur jasad atau jisim terdiri dari seluruh angggota tubuh manusia yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki yang terbuat dari salah satu unsur sari pati tanah liat yang didalamnya mengandung unsur protein. Ia dijadikan dari tanah liat yang sangat halus dan mempunyai bentuk dan wujud nyata. Keadaan dan sifatnya; kasat mata, dapat dilihat, dapat diraba/sentuh, dapat berubah bentuk, dapat rusak dan dapat dimusnahkan.
Diciptakannya jasad ini dalam rangka sebagai media/sarana diletakkannya unsur sebelumnya, yaitu jiwa. Sosok jiwa yang sebelumnya sudah ditanamkan berbagai pemahaman dan pengetahuan dasar kehidupan, lalu dipasangkan ke dalam jasad/fisik manusia, sehingga jadilah ia sesosok mahluk yang sadar. Didalam jasad ini Allah melengkapinya dengan akal dan hati. Akal digunakan sebagai panduan dan perpustakaan utama. Sedangkan hati sebagai bagian halus yang merasa dan memahami.
Unsur hati terbagi menjadi dua sisi;
Hati Ruhaniah adalah sesuatu yang halus, hati yang merasa, mengerti, memahami, dan mengetahui, ia merupakan tempat bersemayamnya iman dan ilmu. Hati Jasmani adalah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, fungsinya untuk mengatur sistem metabolime tubuh/jasad . Lalu didalam hati ruhaniah juga disematkan dua macam hawa nafsu, yaitu: Nafsu yang menuju jalan cahaya kebenaran (mutmainah) dan nafsu yang menuju jalan kegelapan (Lawammah). Dua nafsu ini akan menjadi jarum penentu arah kehidupan manusia, jika jarum menunju pada arah cahaya maka ia akan menuju pada Tuhannya, sedangkan jika menuju pada arah kegelapan maka ia akan menuju pada kesesatan.
Sampai di sini, manusia sudah dikatakan bisa hidup mandiri, namun bagi Allah kedua unsur ini belumlah cukup. Sebagai konsekuensi ditakdirkannya manusia sebagai pemimpin di muka bumi, maka Allah sekali lagi membekali manusia dengan unsur ke tiga yaitu Ruh (Ruh Suci kepunyaan Allah).
Unsur ini juga dimiliki oleh mahluk lainnya, namun perbedaannya unsur ruhaniah yang dimiliki manusia ini memiliki nilai khusus di mata Allah swt. Ruh itulah yang menyebabkan meningkatnya martabat anak manusia, sehingga menjadikan para malaikat menghormatinya.
Yang kedua, ketinggian dzat yang disebut Ruh itu terlihat dari bagaimana Allah mengatakannya bahwa ini Ruh-Ku. Dia menggunakan kata ganti kepunyaan itu, untuk menggambarkan itu adalah Ruh-Nya. Penggunaan kata Ruh-Ku ini tentu jangan ditafsirkan sebagai Ruh Allah yang masuk ke dalam diri manusia. Melainkan itu Ruh milik (ciptaan) Allah.
Meskipun, di ayat lain, Allah juga mengatakan sebagian dari Ruh-Ku, yang menggiring kita pada pemahaman bahwa Allah ‘mengimbaskan’ sebagian dari sifat-sifat mulia-Nya kepada manusia lewat Ruh itu. Dengan kehadiran Ruh-Nya yang suci itulah manusia bisa menjadi khalifah dimuka bumi.
Setelah selesai seluruh prosesi penyusunan lapisan materil jasad manusia dengan unsure jiwa, maka pada tahap ketiga kemudian Allah memulai proses penyatuan unsur Ruhanian dengan jasad/fisik manusia. Namun sebelum Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses yang telah ditetapkan-Nya.
Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan Ruh untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s. Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Namun karena telah menjadi ketetapn-Nya, ia wajib melaksanakannya. Ruh pun akhirnya memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya Ruh mendapat firman Allah:
"Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan terpaksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa".
Lalu Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam as yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Bahkan dalam al Qur'an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam as sudah tergesa gesa ingin berdiri.
Sebagaimana telah difirmankan Allah dalam surat Al-Anbiya: 37:
"Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa".
Setelah Allah meniupkan ruh-Nya kedalam jasad tersebut. Didalam Ruh-Nya Allah memberikan suatu kelebihan tambahan mengenai kemampuan melihat, mendengar dan hati. Bagian tambahan ini yang menjadi bagian kesempurnaan manusia, mengapa? Karena tiga kemampuan ini hanya disematkan pada manusia dan tidak pada mahluk lain, dan ketiga kemampuan ini adalah salah satu sifat kemuliaan milik Allah swt yang agung, namun sayangnya kebanyakan manusia tidak menyadarinya.
"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur."
Jadi setelah seluruh rangkaian pembentukan jasad sudah dilengkapi jiwa, yang ditandai dengan masuknya unsur ruh-Nya kedalam jasad. MakasSampai tahap ini, proses penyusunan jasad manusia sudah selesai dan dianggap sudah sempurna kejadiaannya, lalu Allah memerintahkan mahluk lain (malaikat dan iblis) untuk bersujud kepada Adam as.
"Dan apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud. (QS: Al Hijr:29)
Ketika Allah sudah menyempurnakan proses kejadian penyatuan jasad dan ruh, maka perhatikan sepenggal kalimat yang menyiratnya kata-kata "meniupkan ruh-Ku", yang artinya bahwa didalam unsur ruh ini ada unsur kesucian, sehingga dikategorikan sebagai Makhluk.
Jadi ruh dalam diri jasad manusia bukanlah Allah itu sendiri, melainkan sesosok mahluk suci yang sudah dibekali tiga kemampuan lebih. Ruh itu kepunyaan Allah, yang ditiup masuk ke dalam Jasad manusia dimana ruh itu dibekali kemampuan tambahan, tidak sama dengan ruh yang ada pada hewan dan tumbuhan, ruh ini memiliki kemampuan penglihatan, pendengaran dan hati yang tajam yang bersumber dari-Nya. Dan ketika manusia wafat, maka Roh itu akan kembali ke pangkuan-Nya dalam keadaan sempurna.
"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri." (QS: Al Qiyamah:14).
Kata bashirah dalam ayat diatas juga berarti sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sekalipun sangat rahasia. Ia biasa menyebut diri (wujud)-nya adalah "Aku". Unsur suci yang dimaksud disini adalah bahwa Allah menghembuskan tiga unsur suci yang ada pada 99 nama dan sifat terpuji Allah swt (asmanul husnah), yaitu Al – Samii’ (Maha Mendengar) dan Al – Bashiir (Maha Melihat) serta Hati yang berguna untuk merasa (mudah tersentuh, bergetar hatinya, bergejolak jiwanya) serta sebagai tempat datangnya ilmu, hikmah dan hidayah Allah swt.
Ketiga unsur ini adalah unsur yang sangat suci dan memiliki tingkatan derajat yang tinggi, karena hanya manusia yang dilengkapi dengan sifat terpuji Allah swt ini, dengan tujuan agar manusia dapat memiliki kemampuan penglihatan, pendengaran dan perasaan yang mendalam tentang hakikat keilmuan dan ketuhanan. Itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
"dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?."
Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana telah difirmankan Allah dalam sebuah Hadits Qudsi :
"Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah".
Allah tidak menganugerahkan ini pada mahluk lainnya dan inilah alasannya mengapa Allah memerintahkan mahluk lain (bangsa jin dan iblis) untuk bersujud kepada Nabi Adam as kala itu. Serta inilah juga alasannya mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Dan ini juga sebabnya mengapa dalam berbagai firman-Nya Allah selalu mengisyaratkan bahwa Allah mengetahui apa-pun yang dikerjakan manusia, yang besar atau kecil bahkan yang nampak ataupun yang tidak nampak.
Karena tiga unsur suci tertanam dalam diri manusia. Ketiga unsur ini yang menjadikan manusia sangat istimewa dan sempurna jika dibandingkan mahluk lainnya. Apa saja keistimewaan ketiga sifat allah yang melekat pada manusia tersebut. Jika manusia pandai memanfaatkan ketiga keistimewaan yang diberikan ini, maka dengan idzin Allah, manusia itu akan mampu menjadi apapun yang diinginkan Allah terjadi atas dirinya. Seluruh organ tubuhnya akan bergerak hanya karena Allah dan atas kehendak Allah semata. Allah berfirman dalam salah satu hadis qudsi,
"Tidaklah seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan terus menerus bersikap taat kecuali Aku akan mencintai-Nya dan jika Aku mencintainya maka Aku akan menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar dan menjadi lidahnya yang dengannya dia bicara dan menjadi tangannya yang dengannya dia menggenggam."
Didalam rahim seorang ibu, dari jutaan sel telur yang berkumpul lalu hanya ada satu saja yang akan lolos dan bisa dibuahi, yaitu adalah anda.
Lalu anda tahu kenapa anda yang dipilih dari jutaan calon anak yang lain?. karena anda adalah spesial dan anda adalah orang yang Allah swt pilih untuk hadir ke dunia ini dengan maksud dan tujuan mulia. Anda adalah janin yang dipilih Oleh Allah dan anda adalah pemenangnya yang layak hadir di muka bumi ini.
Tapi hingga hari ini, sudah mengertikah anda dengan tujuan hidup anda?. Sudah tahukah apa alasan anda dipilih lalu dilahirkan dengan selamat dan tanpa cacar, untuk apa dan dalam rangka apa?. Mungkin ada banyak yang belum kita mengerti, tetapi kini sudah saatnya anda bangun dari mimpi dan mencari tahu semua alasan tersebut. Ada tanggung jawab moral didalamnya dan sudah waktunya anda menyadari hal itu.
Setiap manusia pasti pernah berupaya mencari tahu berbagai pertanyaan dasar untuk mengetahui lebih dalam dan lebih banyak lagi pengetahuan dan pemahaman tentang identitas diri. Hal ini adalah wajar karena manusia memiliki rasa keingintahuan yang besar tentang apapun yang berkaitan dengan dirinya. Dan dari keingintahuan yang besar ini juga terdapat rahmat Allah, dimana ini adalah satu bagian instrument pemahaman dasar yang dibekali Tuhan kepada ciptaan-Nya agar manusia bukan hanya bisa mengenal dirinya namun juga bisa mengenal Tuhan-Nya dan mahluk ciptaan lainnya.
Lalu hingga saat ini sudahkah anda mengenal diri anda? Atau apakah juga kita sudah mengenal dzat yang menciptakan kita?. Tentunya kita masih amat asing bahkan dengan diri kita sendiri, maka dengan ini semoga kita bisa diberi pemahaman, walau hanya sedikit tapi semoga saja bermanfaat.
Hakikat manusia
Bagaimana manusia bisa mengenal pencipta-Nya jika ia sendiri tidak mengenal dirinya secara utuh. Sebuah ilmu dibutuhkan untuk mencapai pengetahuan sejati sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya. Ilmu itu diberi nama ilmu tarekat, yaitu imu pengenalan diri. Ilmu yang digunakan untuk memahami identitas diri. Berikut definisi masing-masing unsur pada manusia:
- Jasad/fisik
- Jasad/fisik adalah yang memiliki bentuk atau wujud atau sosok yang tergambarkan, yang diciptakan dari tanah yang dibentuk menjadi daging, tulang lalu membentuk; badan, kaki, tangan, panca indera dan sebagainya.
- Jiwa (nafs)
- Jiwa (nafs) adalah sesosok mahluk dalam wujud halus alam yang dibentuk dari unsur alam min sulaatin min thiin (ekstrak alam), yang hidup dan memiliki pemahaman, Pikiran, Perasaan, Intuisi, Emosi, dan Akal.
- Roh/ruh
- Roh/ruh adalah satu kejadian uap atau gas yang keluar dari dalam hati kasar atau jantung. Uap atau gas itu berjalan ke seluruh bagian urat saraf di dalam tubuh manusia. Unsur ini adalah bagian rahasia Allah, manusia tidak akan bisa menggapainya.
- Qolbu
- Sedangkan qolbu adalah sifatnya jiwa yang selalu berubah-ubah (bolak-balik), tidak tetap. Asal kejadian jiwa inilah yang perlu kita ikuti dan telusuri, karena dengan bagitu kita akan mudah mengidentifikasi diri kita.
Dan Alquran sudah meng-isyaratkan bahwa unsur kejadian manusia terdiri atas tiga, yaitu unsur badan atau jasad (jasad), unsur Jiwa (nafs), dan unsur roh (ruh). Berikut tahapan pembentukan diri manusia menurut firman dan hadist.
Pengambilan sumpah
Sebagai tahap awal, Allah mengambil sumpah kepada "jiwa" yang masih berada di alam ghaib. Para jiwa ini belum dipasangkan ke dalam jasad, karenanya ia masih bebas beterbangan dan menunggu dipanggil untuk melaksanakan tugas. Allah berfirman dalam surah (Al Araaf:172) yang berbunyi:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Kondisi jiwa yang sudah disumpah ini mengakui Allah sebagai dzat yang menciptakannya, dan jiwa juga mau menjadi saksi atas segala perbuatan jasad selama di dunia pada hari akhir nanti. Setelah proses pengambilan sumpah, tahap berikutnya adalah Allah menjelaskan tentang tugas pokok dalam kehidupan di dunia kelak, bahwa ia akan mengembang dua tugas pokok yang mencakup jalan ketaqwaan dan jalan kefasikan.
Selanjutnya dalam Surah Asy-Syams (91:7-10) Allah berfirman:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا (٧) فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا (٨) قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (٩) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (١٠
"Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".
Ini menunjukkan bahwa sebelum jasad manusia di susun, Allah terlebih dahulu mempersiapkan unsur pokok yang paling utama bagi sosok manusia yaitu "Jiwa" yang sudah dibekali pemahaman hakikat ketuhanan dan keilmuan. Jiwa yang telah mengaku dan mengenal arti keesaan, keagungan dan kebesaran Allah s.w.t dengan sepenuh‐penuh Haqqul Yaqin.
Disamping itu juga sudah mengerti fungsi dan tugas keruhaniahan ia juga memiliki kemampuan pemahaman yang mendalam tentang ilmu allah yang luas, yaitu jiwa/nafs ini bertugas untuk memberikan pemahaman memilih jalan yang akan ditempuh, apakah jalan itu menuju ketaqwaan atau menuju jalan kefasikan.
Dan jika manusia memiih pada jalan ketaqwaan, maka ia akan termasuk dalam golongan manusia beruntung, jika sebaliknya maka ia akan menjadi manusia yang rugi. Karena setiap jiwa sudah dibekali pemahaman dan kesadaran yang pada setiap hal yang dilakukannya. Sebagaimana firman allah dalam Surat at-Takwir ayat 14 berikut ini:
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا أَحْضَرَتْ
"Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yag telah dikerjakannya".
Dan setiap jiwa juga sudah dilengkapi dengan system kesadaran atas apa-apa yang dikerjakannya, apa yang dilalaikannya, dan apa yang di pilihnya. Sebuah keyakinan yang melekat pada jiwa ini adalah bahwa jiwa ini bersifat hidup dan mampu membuat keputusan sendiri, dan penuh kesadaran diri.
Juga dalam surat Al-Infithar ayat 5:
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ
"Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya."
Sampai disini maka selesailah tahap pembentukan unsure Jiwa untuk kemudian dipasangkan pada wujud jasad manusia. Unsure jiwa ini kini sudah memenuhi syarat untuk mengemban tugas kehidupan manusia.
Proses penyusunan jasad manusia
Tahap kedua adalah proses penyusunan jasad manusia. Unsur jasad atau jisim terdiri dari seluruh angggota tubuh manusia yaitu kepala, badan, tangan, dan kaki yang terbuat dari salah satu unsur sari pati tanah liat yang didalamnya mengandung unsur protein. Ia dijadikan dari tanah liat yang sangat halus dan mempunyai bentuk dan wujud nyata. Keadaan dan sifatnya; kasat mata, dapat dilihat, dapat diraba/sentuh, dapat berubah bentuk, dapat rusak dan dapat dimusnahkan.
Diciptakannya jasad ini dalam rangka sebagai media/sarana diletakkannya unsur sebelumnya, yaitu jiwa. Sosok jiwa yang sebelumnya sudah ditanamkan berbagai pemahaman dan pengetahuan dasar kehidupan, lalu dipasangkan ke dalam jasad/fisik manusia, sehingga jadilah ia sesosok mahluk yang sadar. Didalam jasad ini Allah melengkapinya dengan akal dan hati. Akal digunakan sebagai panduan dan perpustakaan utama. Sedangkan hati sebagai bagian halus yang merasa dan memahami.
Unsur hati terbagi menjadi dua sisi;
- Hati Ruhaniah
- Hati Jasmaniah
Hati Ruhaniah adalah sesuatu yang halus, hati yang merasa, mengerti, memahami, dan mengetahui, ia merupakan tempat bersemayamnya iman dan ilmu. Hati Jasmani adalah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, fungsinya untuk mengatur sistem metabolime tubuh/jasad . Lalu didalam hati ruhaniah juga disematkan dua macam hawa nafsu, yaitu: Nafsu yang menuju jalan cahaya kebenaran (mutmainah) dan nafsu yang menuju jalan kegelapan (Lawammah). Dua nafsu ini akan menjadi jarum penentu arah kehidupan manusia, jika jarum menunju pada arah cahaya maka ia akan menuju pada Tuhannya, sedangkan jika menuju pada arah kegelapan maka ia akan menuju pada kesesatan.
Sampai di sini, manusia sudah dikatakan bisa hidup mandiri, namun bagi Allah kedua unsur ini belumlah cukup. Sebagai konsekuensi ditakdirkannya manusia sebagai pemimpin di muka bumi, maka Allah sekali lagi membekali manusia dengan unsur ke tiga yaitu Ruh (Ruh Suci kepunyaan Allah).
Unsur ini juga dimiliki oleh mahluk lainnya, namun perbedaannya unsur ruhaniah yang dimiliki manusia ini memiliki nilai khusus di mata Allah swt. Ruh itulah yang menyebabkan meningkatnya martabat anak manusia, sehingga menjadikan para malaikat menghormatinya.
Yang kedua, ketinggian dzat yang disebut Ruh itu terlihat dari bagaimana Allah mengatakannya bahwa ini Ruh-Ku. Dia menggunakan kata ganti kepunyaan itu, untuk menggambarkan itu adalah Ruh-Nya. Penggunaan kata Ruh-Ku ini tentu jangan ditafsirkan sebagai Ruh Allah yang masuk ke dalam diri manusia. Melainkan itu Ruh milik (ciptaan) Allah.
Meskipun, di ayat lain, Allah juga mengatakan sebagian dari Ruh-Ku, yang menggiring kita pada pemahaman bahwa Allah ‘mengimbaskan’ sebagian dari sifat-sifat mulia-Nya kepada manusia lewat Ruh itu. Dengan kehadiran Ruh-Nya yang suci itulah manusia bisa menjadi khalifah dimuka bumi.
Penyatuan Ruh dan Jasad/jasmani
Setelah selesai seluruh prosesi penyusunan lapisan materil jasad manusia dengan unsure jiwa, maka pada tahap ketiga kemudian Allah memulai proses penyatuan unsur Ruhanian dengan jasad/fisik manusia. Namun sebelum Ruh ditiupkan oleh Allah ke dalam jasad manusia melalui proses yang telah ditetapkan-Nya.
Ketika jasad Nabi Adam a.s telah tercipta dengan sempurna, maka Allah memerintahkan Ruh untuk memasuki jasad Nabi Adam a.s. Maka dengan enggan ia menerima perintah tersebut. Namun karena telah menjadi ketetapn-Nya, ia wajib melaksanakannya. Ruh pun akhirnya memasuki jasad dengan berat hati karena harus masuk ke tempat yang gelap. Akhirnya Ruh mendapat firman Allah:
"Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan terpaksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa".
Lalu Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam as yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Bahkan dalam al Qur'an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam as sudah tergesa gesa ingin berdiri.
Sebagaimana telah difirmankan Allah dalam surat Al-Anbiya: 37:
خُلِقَ الإنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ
"Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa".
Setelah Allah meniupkan ruh-Nya kedalam jasad tersebut. Didalam Ruh-Nya Allah memberikan suatu kelebihan tambahan mengenai kemampuan melihat, mendengar dan hati. Bagian tambahan ini yang menjadi bagian kesempurnaan manusia, mengapa? Karena tiga kemampuan ini hanya disematkan pada manusia dan tidak pada mahluk lain, dan ketiga kemampuan ini adalah salah satu sifat kemuliaan milik Allah swt yang agung, namun sayangnya kebanyakan manusia tidak menyadarinya.
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur."
Jadi setelah seluruh rangkaian pembentukan jasad sudah dilengkapi jiwa, yang ditandai dengan masuknya unsur ruh-Nya kedalam jasad. MakasSampai tahap ini, proses penyusunan jasad manusia sudah selesai dan dianggap sudah sempurna kejadiaannya, lalu Allah memerintahkan mahluk lain (malaikat dan iblis) untuk bersujud kepada Adam as.
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
"Dan apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud. (QS: Al Hijr:29)
Ketika Allah sudah menyempurnakan proses kejadian penyatuan jasad dan ruh, maka perhatikan sepenggal kalimat yang menyiratnya kata-kata "meniupkan ruh-Ku", yang artinya bahwa didalam unsur ruh ini ada unsur kesucian, sehingga dikategorikan sebagai Makhluk.
Jadi ruh dalam diri jasad manusia bukanlah Allah itu sendiri, melainkan sesosok mahluk suci yang sudah dibekali tiga kemampuan lebih. Ruh itu kepunyaan Allah, yang ditiup masuk ke dalam Jasad manusia dimana ruh itu dibekali kemampuan tambahan, tidak sama dengan ruh yang ada pada hewan dan tumbuhan, ruh ini memiliki kemampuan penglihatan, pendengaran dan hati yang tajam yang bersumber dari-Nya. Dan ketika manusia wafat, maka Roh itu akan kembali ke pangkuan-Nya dalam keadaan sempurna.
بَلِ الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَةٌ
"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri." (QS: Al Qiyamah:14).
Kata bashirah dalam ayat diatas juga berarti sebagai yang tahu atas segala gerak manusia yang sekalipun sangat rahasia. Ia biasa menyebut diri (wujud)-nya adalah "Aku". Unsur suci yang dimaksud disini adalah bahwa Allah menghembuskan tiga unsur suci yang ada pada 99 nama dan sifat terpuji Allah swt (asmanul husnah), yaitu Al – Samii’ (Maha Mendengar) dan Al – Bashiir (Maha Melihat) serta Hati yang berguna untuk merasa (mudah tersentuh, bergetar hatinya, bergejolak jiwanya) serta sebagai tempat datangnya ilmu, hikmah dan hidayah Allah swt.
Ketiga unsur ini adalah unsur yang sangat suci dan memiliki tingkatan derajat yang tinggi, karena hanya manusia yang dilengkapi dengan sifat terpuji Allah swt ini, dengan tujuan agar manusia dapat memiliki kemampuan penglihatan, pendengaran dan perasaan yang mendalam tentang hakikat keilmuan dan ketuhanan. Itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
"dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?."
Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana telah difirmankan Allah dalam sebuah Hadits Qudsi :
"Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah".
Allah tidak menganugerahkan ini pada mahluk lainnya dan inilah alasannya mengapa Allah memerintahkan mahluk lain (bangsa jin dan iblis) untuk bersujud kepada Nabi Adam as kala itu. Serta inilah juga alasannya mengapa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Dan ini juga sebabnya mengapa dalam berbagai firman-Nya Allah selalu mengisyaratkan bahwa Allah mengetahui apa-pun yang dikerjakan manusia, yang besar atau kecil bahkan yang nampak ataupun yang tidak nampak.
Karena tiga unsur suci tertanam dalam diri manusia. Ketiga unsur ini yang menjadikan manusia sangat istimewa dan sempurna jika dibandingkan mahluk lainnya. Apa saja keistimewaan ketiga sifat allah yang melekat pada manusia tersebut. Jika manusia pandai memanfaatkan ketiga keistimewaan yang diberikan ini, maka dengan idzin Allah, manusia itu akan mampu menjadi apapun yang diinginkan Allah terjadi atas dirinya. Seluruh organ tubuhnya akan bergerak hanya karena Allah dan atas kehendak Allah semata. Allah berfirman dalam salah satu hadis qudsi,
"Tidaklah seorang hamba-Ku mendekati-Ku dengan terus menerus bersikap taat kecuali Aku akan mencintai-Nya dan jika Aku mencintainya maka Aku akan menjadi telinganya yang dengannya dia mendengar dan menjadi lidahnya yang dengannya dia bicara dan menjadi tangannya yang dengannya dia menggenggam."
Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.
0Komentar
Maaf, Hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link iklan ilegal akan kami hapus. Terima kasih. (Admin)