Tertipu Dajjal Bersorban

meme lucu
Bedakan Antara Mencintai dengan Mengkultuskan Ulama

Sosok Firza Hussein alias FH, akhir-akhir iini sedang naik daun !. Ia seakan menjadi aktris film Hollywood yang aktingnya mencuri perhatian para kritisi film.

Namanya langsung menjadi buah bibir lantaran terkuaknya sebuah bocoran video mesum dan percakapan di akun WA alias What’sApp-nya yang berisi dugaan perselingkuhannya dengan HRS. Kita tahulah siapa HRS itu yang mengaku-ngaku sebagai imam besar sebuah ormas keagamaan yang belakangan ini suaranya sangat briziek..


Oleh kalangan Nahdhiyin, HRS ini suadah dianggap seperti seorang dewa. Mereka meyakini dia - HRS - adalah cucu Baginda Nabi Muhammad Saw. Dia adalah aggota trah Rasulullah. Ahlul Bait, darah biru kalau di Jogja atau di Surakarta atau di Kerajaan Melayu. Itu katanya, lho !. Tapi Rasulullah Saw. sendiri dalam haditsnya menjelaskan bahwa yang dimaksud Ahlul Bait adalah Rasulullah Saw, putrinya, Fathimah ra, menantunya, Sayyidina Ali ra dan kedua cucunya, Sayyidina Hasan dan Hussein bin Fathimah binti Rasulullah Saw. Sama sekali tidak ada disebut-sebut soal rombongan Habaib di dalamnya.

Meskipun saat artikel ini disusun, kasus WA mesum sang Habib masih dalam proses penyidikan  oleh pihak Kepolisian, Namun ketika berita ini merebak ke permukaan, para haters, ‘penghujat’ Sang Habib kegirangan karena ternyata Habib yang selama ini kelakuannya seakan melebihi Tuhan dan terkenal dengan sikap arogannya itu jatuh ke jurang juga. Ternyata dia tak lebih dari seorang munafik. Dia yang selama ini membenci para pezina, kaum LGBT, malah selingkuh !. Bisa dibilang dia terjerumus oleh kesombongannya sendiri, karena ia tidak sadar bahwa bagaimanapun, di dalam jasad para ahli maksiat itu tetap ada Ruh Allah.

Kita selama ini kenal, bahwa dia adalah lokomotif utama massa ormas FPI atau Imam Besar FPI yang, kesannya, sangat getol memerangi kemaksiatan. Akibatnya dimana-mana terjadi kekerasan. Gereja dibakar. Masjid Mazhab Ahmadiyyah dirusak. Orang-orang Mazhab Syiah diusir hingga mereka luntang-lantung di daerah terisolasi. Ini gara-gara si Habib yang dipercaya oleh pengikutnya sebagai manusia paling pintar dan paling suci se dunia. Dia adalah idola bagi kaum penyembah simbol-simbol.

Pertanyaannya ?, Apakah semasa Rasulullah Saw, menyebarkan Islam memang dengn cara seperti itu ?. Apakah selama Rasulullah Saw. memimpin kota Madinah terjadi pengrusakan terhadap gereja ?, Sinagog ?. Apaka Rasulullah Saw. memerangi atau menyiksa orang-orang Yahudi dan Nasrani Madinah ?. Jawabannya adalah :

TIDAK !.

Itulah akhlak Rasulullah Saw. Selama ini kita telah dibodoh-bodohi oleh ahli sejarah kebudayaan Islam, terutama kum Orientalis yang menyebarkan cerita terbohong dari yang paling bohong alias mega hoax. Mereka ingin menggiring orang Islam agar membenci sesama manusia dengan mendistorsi makna jihad. Seakan-akan jihad itu identik denagn perang, kekerasan, demo-demo anarkis !. Padahal Rasulullah Saw telah menegaskan bahwa jihad yang yang paling berat adalah Jihadun-nafsi. Jihad melawan hawa nafsu. Bukan memerangi orang Yahudi dan Nasrani. Kalau kita memerangi mereka, tanpa hak atau alasan yang dibenarkan sama saja dengan halnya memerangi Pencipta mereka, yaitu Allah Swt.


Kalangan Nahdyin sudah terjerumus ke dalam syirik khofi, lantaran memuja sang Habib yang dipercaya kelak dapat menolong diri mereka ketika sedang dihisab di hadapan Allah. Padahal di dalam Al-Quran sudah jelas bahwa Allah itu sangat dekat dengan kita. Allah tidak pernah membuat hijab dengan kita. Kita sendirilah yang membuat hijab dengan Allah yaitu dengan mengkultuskan kyai atau habaib.



Selama ini kita tidak paham mana yang cinta kepada ulama dan mana yang mengkultuskan ulama. Mana yang benar-benar ulama dan mana yang ulama KW. Mana orang alim dan mana orang dzalim


Selama ini kita tidak paham mana yang cinta kepada ulama dan mana yang mengkultuskan ulama. Mana yang benar-benar ulama dan mana ulama KW. Mana orang alim dan mana orang dzalim. Melihat orang pakai sorban, jenggotan dan pakai jubah ditambah jidatnya hitam langsung dianggap orang saleh. Ulama. Alim. Kita memang sering terjebak oleh hawa nafsu kita sendiri. Kita tidak pernah tahu yang mana asli diri mereka dan mana hawa nafsu. Dan kita sering terperosok terhadap simbol-simbol yang ke-Arab-Araban. Astaghfirullahalazhim!.

Dalam Qs.An-Nahl:53-54, Allah Swt. berbicara kepada kita,

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan".

Mengkultuskan orang shaleh jelas tidak baik. Terlalu memuja-muja para wali juga tidak benar. Namun, menghormati atau mendo'akan para ulama adalah etika (adab) yang sangat dianjurkan oleh Islam. Maka, harus dibedakan antara menghormati dan mengkultuskan, antara memuliakan dan menganggapnya suci.

Kultus itu penyucian atau penafian kesalahan atau dosa pada diri sesorang. Jika kita menganggap para ulama itu tidak pernah salah atau tidak memiliki dosa, itu namanya kultus dan tentu saja dilarang oleh Islam. Karena Islam tegas menyebutkan bahwa manusia itu tempatnya salah dan dosa !. Sedangkan menghormati dan memuliakan kedudukan mereka yang tinggi di sisi Allah, itu adalah sebuah keharusan.

Contohnya, penulis menghormati, memuliakan, dan mengagumi Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany, karena ketinggian ilmu dan karamah beliau, maka perbuatan penulis itu tidak termasuk syirik. Begitu pula bila penulis mendoakan beliau, baik mendoakan setelah shalat atau saat berziarah ke makam beliau; penulis juga tidak melakukan kemusyrikan karena penulis tidak menyamakan Allah Swt dengan Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany. Sebab, penulis tetap yakin bahwa beliau itu hamba Allah Swt. Beliau bukan Tuhan.

Mengagumi, menghormati, mencintai, mendo'akan orang-orang shaleh (seperti Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany) adalah etika yang baik dan dianjurkan dalam Islam.



Mengagumi, menghormati, mencintai, mendo'akan orang-orang shaleh adalah etika yang baik dan dianjurkan dalam Islam


Mengenai tuduhan sebagian pihak bahwa penghormatan atau do'a yang dilakukan para peziarah kubur merupakan pintu menuju kemusyrikan, itu adalah tuduhan yang berlebihan. Apalagi ditambah tuduhan sebagai penyembah kuburan, penyembah patung wali, atau upaya mencari pesugihan. Karena kenyataannya tidak demikian.

Yang lebih tragis lagi, para peziarah kubur yang notabene Muslim Nahdiyin, disamakan dengan Kaum Nabi Nuh yang notabene musyrik. Padahal tidak ada kesamaan sama sekali antara maqis (peziarah Muslim) dengan maqis alaih (Kaum Musyrikin). Para peziarah itu tidak ada yang membuat patung (Yaghuts, Tuwa, dll), sebagaimana perbuatan umat Nabi Nuh (QS. Nuh: 23). Mereka juga tidak pernah menyembah kuburan atau mencari pesugihan. Jika ada satu-dua oknum yang melakukan okultisme seperti itu, maka bukan ziarahnya yang salah, melainkan i’tikadnya. Ziarahnya tetap boleh, tapi i’tikadnya yang harus diluruskan.

12

fotoKhairul Azzam Elmaliky.Gz (30) lahir di sebuah desa bernama Kanigaran, Probolinggo, Jawa Timur. Pernah menyantri di Pesantren As-Salafiyyah Riyadlus Sholihin, Ketapang Kota Probolinggo-Jawa Timur. Kini ia fokus menyusun skenario untuk FTv bertema religius untuk PH Sinema Art Azzam adalah kontributor tetap untuk blog ini. Khairul Azaam dapat dihubungi via emai di bahteraschoolwritting@yahoo.co.id, serta akun Facebooknya : disini

Maaf, hanya komentar relevan yang akan ditampilkan. Komentar sampah atau link judi online atau iklan ilegal akan kami blokir/hapus.

Posting Komentar

0Komentar